Mengenang Persinggahan Laksamana Cheng Ho di Palembang

By On Mei 30, 2017

SEPUTARMUSI.COM, PALEMBANG -- Persinggahan Laksamana Cheng Ho ke tanah nusantara tidak hanya berpusat di satu daerah saja. Ada beberapa daerah yang sempat disinggahi, seperti Semarang, Palembang, Aceh dan sejumlah daerah lainnnya.


Di tanah Palembang, Laksamana Cheng Ho datang ketika masih masa kerajaan Sriwijaya akan berpindah ke Majapahit. Keberadaan Laksamana Cheng Ho di Palembang pun kini diabadikan dengan adanya replika kapalnya di Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya (TPKS) di Jl Syakhyakirti, Kelurahan Karanganyar, Kecamatan Gandus Palembang.

Kapal yang memiliki panjang 15 meter itu dicat dengan perpaduan warna hijau, kuning, putih, dan merah. Replika tersebut diresmikan 23 Juli 2016 lalu, sebagai tanda selama 7 kali perjalanan samudera, kurun waktu 1405-1433 M. Sementara Cheng Ho melintasi Palembang empat kali.

Perjalanan Samudera Cheng Ho tergambar dari peta pelayaran yang juga terpajang di TPKS tersebut. Bahkan disebut-sebut, Cheng Ho pertama kali yang mengelilingi dunia sebelum Christopher Columbus.

Alkisah, 11 Juli 1405 Kekaisaran Tiongkok mengirim 317 kapal untuk berkeliling dunia dengan membawa misi 'Ekspedisi Harta Karun' diperkuat 28 ribu awak kapal. Nah, Laksamana Cheng Ho yang memimpin ekspedisi ini.

Peneliti Arkeologi Nasional, Bambang Budi Utomo mengungkapkan datangnya sang Laksamana ke berbagai wilayah termasuk Palembang karena membawa perintah Kaisar baru Dinasti Ming. “Pertama kunjungan secara umum. Yaitu mengajak kerajaan-kerajaan di nusantara termasuk Palembang, agar tetap berdagang dengan Kaisar baru,” jelas Bambang

Selain misi itu, kedua saat akhir runtuhnya Kerajaan Sriwijaya. Sang Laksamana datang untuk menangkap perompak asal Tiongkok yang menguasai Sriwijaya.

“Secara de facto, saat itu Sriwijaya sudah runtuh dan Palembang di bawah Majapahit. Tapi, berita Sriwijaya di bawah kendali perompak ini membuat Kaisar China mengirim Laksamana Cheng Ho,” ujarnya.

Dengan tujuan, lanjut Bambang, kedatangan Cheng Ho lebih dominan atas dasar diplomasi serta kebudayaan. Tidak itu saja, sebagai penganut Agama Islam, sang Laksamana juga menyampaikan dakwah atas keinginan pribadi.

Karena pada masa itu, para penganut Islam gencar melakukan dakwah, menyebarkan Islam ke seluruh penjuru dunia. “Dampaknya memang banyak komunitas Tionghoa yang masuk Islam,” ucapnya.

Itulah kenapa hubungan wong Palembang dengan warga Tiongkok sudah terjalin sejak lama. Kedatangan Cheng Ho juga membawa akulturasi budaya Tiongkok dan Palembang. Itu bisa dilihat dari pembauran kedua masyarakat.

Seperti Masjid Muhammad Cheng Ho Sriwijaya yang dibangun di kawasan Jakabaring hingga barang-barang niaga dari masa itu. Sebut saja  lakuer atau hiasan pada nampan, lemari ataupun kursi.

Hiasan berbentuk bunga, binatang ataupun motif itu, semua berasal dari Tiongkok. “Termasuk teknologinya. Di Indonesia, tidak ada lakuer seperti Palembang. Cuma ada di Thailand dan Nyanmar,” cetusnya.

Kedua songket. Meski seluruh bangsa Melayu relatif ada jenis songket, tetapi warna merah serta motif songket Palembang identik dengan Tiongkok. “Yang ketiga itu kuliner. Pempek itu dikabarkan juga berasal dari Tiongkok,” jelasnya

Sumber: jawapos.com

Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
loading...
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==