SEPUTARMUSI.COM, YERUSSALEM -- Kurang dari 24 jam yang lalu, perkembangan terbaru dari Al-Aqsa mulai tersiar luas. Kabarnya, mulai Senin malam (24/7), Israel akhirnya melepas pintu detektor logam yang sebelumnya di pasang di Lions Gate, salah satu pintu masuk paling padat untuk masuk ke dalam Kompleks Masjid Al-Aqsa.
Desakan dari berbagai pihak internasional turut mempengaruhi keputusan Parlemen Israel ini. Pasalnya tindakan pemasangan pintu detektor logam di pintu Al-Aqsa telah memicu kemarahan ribuan warga Palestina, dari Tepi Barat sampai Gaza. Bahkan, tindakan itu memicu konflik paling berdarah dalam beberapa tahun terakhir, antara pemuda Palestina dengan polisi Israel pada Jumat (21/7) kemarin.
Meski pintu detektor logam akhirnya dilepas seluruhnya, tapi itu tak akan pernah membuat masalah di Al-Aqsa selesai.
Melansir Reuters, Kabinet di Parlemen Israel memutuskan mengganti pintu detektor logam itu dengan peralatan pengawasan lain yang tak begitu mencolok. Bisa jadi Israel menambah banyak kamera pengawas CCTV dengan metode pengenalan wajah, atau sejenis peralatan pengawasan tersembunyi model lain di dalam Al-Aqsa.
Artinya Aqsa, kiblat pertama Muslim di seantero dunia itu masih dianggap sebagai mimbar yang tak boleh sembarangan dimasuki. Sujudnya Muslim Palestina masih dianggap sebagai upaya teror yang mengganggu “keamanan”.
Apalagi beberapa jam sebelum keputusan melepas pintu detektor logam itu, kabinet Parlemen Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sempat menegaskan tak bakal melepas pintu detektor logam.
“Mereka (detektor logam) bakal tetap dipasang. Para pembunuh itu tidak perlu memberitahu kami bagaimana cara menggeledah mereka,” kata Tzachi Hanegbi, Menteri Israel untuk pembangunan regional dalam siaran Army Radio, dikutip dari Kantor Berita Antara, Senin kemarin (24/7).
Kalimat dari menteri Tzachi itu tentu bakal makin meruncingkan tensi ketegangan dan emosi ribuan anak-anak muda Palestina. Pernyatannya hanya sebuah tuduhan yang tak beralasan, sebuah intrik yang dipakai untuk memuluskan rencana besar Israel menguasai Al-Aqsa. Semua demi mengubah status quo, mengubah kontrol Al-Aqsa yang harusnya selama ini dipegang oleh warga Palestina.
“Kalau mereka (warga Palestina) tidak mau masuk ke dalam masjid, biarkan saja mereka tidak usah memasuki masjid,” tambah Tzachi dalam rangkaian pernyataan sinisnya di siaran Army Radio.
Dilepasnya pintu detektor logam memang tak bakal membuat masalah Aqsa selesai. Upaya penjajahan Israel di atas Al-Aqsa sudah berlangsung sejak sekian dekade. Tiap hari, untuk sekadar masuk, berwudu, dan bersujud di dalam Aqsa, tak pernah mudah bagi Muslim Palestina.
Sumber: www.act.id